lagu

Minggu, 22 Februari 2015

Contoh naskah drama

MOGOK SEKOLAH 

Tokoh         : cemara (peran utama)
                   Fregat sebagai teman Cemara.
                   Amar sebagai kakak Cemara
                   Lani sebagai teman Cemara yang antagonis
                   Rahma Dian sebagai Bu Guru
                   Zuzriansyah sebagai  Narator
Naskah drama
Di depan rumah Cemara, Bu Rahma, Fregat dan Lani sedikit berbincang bincang sebelum bertemu Cemara.
Bu Rahma  : “Kenapa, sudah dua minggu ini Cemara tidak masuk sekolah?”
Fregat         : “Saya juga tidak tahu, Bu. Lebih baik kita langsung saja bertanya kepada orang  yang berada di dalam rumahnya.”
Bu Rahma mengetuk pintu rumah Cemara.
Bu Rahma  : “Assalammu’alaikum.” (sambil mengetuk pintu)
Amar          : “Wa’alaikumsalam, siapa ya?” (sambil membuka pintu)
Bu Rahma : “Saya gurunya Cemara, apakah Cemara ada di rumah?”
Amar          : “Maaf, Cemara tidak ada di rumah. Ada perlu apa? Mungkin saya dapat  membantu?” (bingung, menggaruk kepala)
Bu Rahma : “Kenapa sudah dua minggu ini cemara tidak masuk sekolah?”
Amar          : “Maaf, bukan maksud saya untuk melarang Cemara tidak masuk sekolah, saat ini kami mengalami kesulitan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, maka dari itu kami berusaha semaksimal mungkin untuk mencukupinya. Semenjak ayah saya telah tiada, kehidupan kami berputar menjadi 180 derajat.” (menjelaskan secara detail)
Fregat         : “Maaf  Kak, apakah kakak sekarang tidak bersekolah lagi?
Amar          : “Iya Dik, kakak putus sekolah semenjak kelas tiga SMA, karena tidak ada yang membiayainya.”
Lani            : “Ihh… pasti di keluarga ini orangnya bodoh dan berpendidikan yang rendah ya?” (berbisik kepada Fregat)
Fregat         : “Hush.. jaga omonganmu! Ini di rumah orang kamu bisa menyinggung perasaannnya nanti.”
Lani            : “Ya maaf, tapi ini semua kan kenyataan.”
Bu Rahma : “apa yang dibisikkan oleh Lani, Fregat?
Fregat         : “Lani berkata, “ keluarga di rumah ini bodoh dan berpendidikan rendah.” Begitu bu katanya.”
Bu Rahma : “Lani jaga omonganmu! Budayakan sopan santun!” (sambil menyentak)
Tiba-tiba cemara datang dan terkejut.
Cemara       : “Assalammu’alaikum. Loh ini ada apa? Kok semua pada ngumpul?”
Amar          : “Ini Dek, teman-temanmu mengunjungimu karena khawatir.”
Cemara       : “Oh Begitu, tapi apakah ada alasan yang memperkuat bu rahma dan teman-teman kesini apa?”
Lani            : “Kami kesini karena kamu sudah bolos 2 minggu!!”
Fregat         : “Jaga omonganmu! Kamu punya malu gak sih?! (marah, karena perkataan lani tidak sopan) maaf, kami kesini ingin menanyakan alasan kenapa kamu tidak masuk sekolah selama dua minggu.”
Cemara       : “Oh Iya, tidak apa-apa. Maaf sebelumnya aku tidak ingin bolos, tetapi karena kebutuhan keluargaku sangat kurang, aku terpaksa membolos dan harus bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan keluargaku, setelah itu baru aku bisa bersekolah lagi. Jika kakakku saja yang bekerja kebutuhan kami tidak akan terpenuhi.”
Lani            : “Halah, itu hanya alasanmu saja kan, supaya fregat dan bu rahma percaya kepadamu?!!” (menyolot)
Cemara       : “Tidak, yang aku jelaskan itu benar-benar yang aku alami saat ini.” (sambil menangis)
Bu Rahma  : “Lani, tolong bersikapalah sopan dan santun. Kamu harus percaya dengan apa yang tadi dikatakan cemara.” (menasihati)
Lani            : “Maafkan saya, Bu, karena telah berbicara yang tidak sopan.” (menyesal)
Fregat         : “Minta maaflah kepada Cemara!”
Lani            : “Cemara, aku minta maaf ya, karena aku telah menyinggung perasaanmu.” (menyesal)
Cemara       : “Iya tidak apa-apa. Kita kan berteman.” (sambil tersenyum)
Lani            : “Berarti sekarang kita berteman? (sambil berjabat tangan)
Cemara       :  “Iya.”
Bu Rahma  : “Mulai besok kamu harus sudah masuk sekolah, ya?”
Cemara       : “Ya bu.”
Fregat         : “Beneran lho ya, aku tunggu.” (mengedipkan mata)
Cemara       : “Iya.” (tersipu malu)

Akhirnya keesokan harinya Cemara kembali masuk sekolah dengan semangat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar