Tokoh :
cemara (peran utama)
Fregat
sebagai teman Cemara.
Amar
sebagai kakak Cemara
Lani
sebagai teman Cemara yang antagonis
Rahma
Dian sebagai Bu Guru
Zuzriansyah
sebagai Narator
Naskah drama
Di depan rumah Cemara, Bu Rahma, Fregat
dan Lani sedikit berbincang bincang sebelum bertemu Cemara.
Bu Rahma :
“Kenapa, sudah dua minggu ini Cemara tidak masuk sekolah?”
Fregat : “Saya juga tidak tahu, Bu. Lebih baik
kita langsung saja bertanya kepada orang yang berada di dalam rumahnya.”
Bu
Rahma mengetuk pintu rumah Cemara.
Bu
Rahma : “Assalammu’alaikum.” (sambil
mengetuk pintu)
Amar : “Wa’alaikumsalam, siapa ya?” (sambil
membuka pintu)
Bu
Rahma : “Saya gurunya Cemara, apakah Cemara
ada di rumah?”
Amar : “Maaf, Cemara tidak ada di rumah.
Ada perlu apa? Mungkin saya dapat
membantu?” (bingung, menggaruk kepala)
Bu
Rahma : “Kenapa sudah dua minggu ini
cemara tidak masuk sekolah?”
Amar : “Maaf, bukan maksud saya untuk
melarang Cemara tidak masuk sekolah, saat ini kami mengalami kesulitan untuk
memenuhi kebutuhan sehari-hari, maka dari itu kami berusaha semaksimal mungkin
untuk mencukupinya. Semenjak ayah saya telah tiada, kehidupan kami berputar
menjadi 180 derajat.” (menjelaskan secara detail)
Fregat : “Maaf Kak, apakah kakak sekarang tidak bersekolah
lagi?
Amar : “Iya Dik, kakak putus sekolah
semenjak kelas tiga SMA, karena tidak ada yang membiayainya.”
Lani : “Ihh… pasti di keluarga ini
orangnya bodoh dan berpendidikan yang rendah ya?” (berbisik kepada Fregat)
Fregat
: “Hush.. jaga omonganmu! Ini di
rumah orang kamu bisa menyinggung perasaannnya nanti.”
Lani
: “Ya maaf, tapi ini semua kan
kenyataan.”
Bu
Rahma : “apa yang dibisikkan oleh Lani,
Fregat?
Fregat
: “Lani berkata, “ keluarga di
rumah ini bodoh dan berpendidikan rendah.” Begitu bu katanya.”
Bu
Rahma : “Lani jaga omonganmu! Budayakan
sopan santun!” (sambil menyentak)
Tiba-tiba
cemara datang dan terkejut.
Cemara : “Assalammu’alaikum. Loh ini ada apa?
Kok semua pada ngumpul?”
Amar
: “Ini Dek, teman-temanmu
mengunjungimu karena khawatir.”
Cemara : “Oh Begitu, tapi apakah ada alasan yang
memperkuat bu rahma dan teman-teman kesini apa?”
Lani
: “Kami kesini karena kamu
sudah bolos 2 minggu!!”
Fregat : “Jaga omonganmu! Kamu punya malu gak
sih?! (marah, karena perkataan lani tidak sopan) maaf, kami kesini ingin
menanyakan alasan kenapa kamu tidak masuk sekolah selama dua minggu.”
Cemara
: “Oh Iya, tidak apa-apa. Maaf
sebelumnya aku tidak ingin bolos, tetapi karena kebutuhan keluargaku sangat
kurang, aku terpaksa membolos dan harus bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan
keluargaku, setelah itu baru aku bisa bersekolah lagi. Jika kakakku saja yang bekerja
kebutuhan kami tidak akan terpenuhi.”
Lani : “Halah, itu hanya alasanmu saja
kan, supaya fregat dan bu rahma percaya kepadamu?!!” (menyolot)
Cemara
: “Tidak, yang aku jelaskan itu
benar-benar yang aku alami saat ini.” (sambil menangis)
Bu
Rahma : “Lani, tolong bersikapalah sopan
dan santun. Kamu harus percaya dengan apa yang tadi dikatakan cemara.”
(menasihati)
Lani : “Maafkan saya, Bu, karena telah
berbicara yang tidak sopan.” (menyesal)
Fregat : “Minta maaflah kepada Cemara!”
Lani : “Cemara, aku minta maaf ya, karena
aku telah menyinggung perasaanmu.” (menyesal)
Cemara
: “Iya tidak apa-apa. Kita kan
berteman.” (sambil tersenyum)
Lani : “Berarti sekarang kita berteman?
(sambil berjabat tangan)
Cemara :
“Iya.”
Bu
Rahma : “Mulai besok kamu harus sudah
masuk sekolah, ya?”
Cemara : “Ya bu.”
Fregat
: “Beneran lho ya, aku tunggu.”
(mengedipkan mata)
Cemara
: “Iya.” (tersipu malu)
Akhirnya
keesokan harinya Cemara kembali masuk sekolah dengan semangat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar